Apa itu Aphelion?
Saat tepat aphelion terjadi pada hari ini, ketika jarak Bumi menjadi 94.507.803 mil (152.095.566 kilometer) dari matahari. Itu lebih jauh sekitar 1,5 juta mil (2,5 juta km) dari jarak rata-rata planet sekitar 93 juta mil (150 juta km) - dan dua kali lebih jauh dari perihelion, atau jarak terpendek dari matahari, yang terjadi pada 3 Januari.
Ketika Bumi mengorbit matahari, ia tidak bergerak dalam lingkaran yang lingkaran sempurna. Namun, orbitnya berbentuk elips, atau berbentuk oval, dengan matahari terletak sekitar 1,5 juta mil (2,5 juta km) di luar pusat.
Planet kita mencapai aphelion hanya sekali setahun, dan insiden tersebut biasanya jatuh sekitar 14 hari sehabis titik balik matahari Juni, yang menandai hari pertama musim panas untuk Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim hambar untuk Belahan Bumi Selatan. Demikian pula, perihelion terjadi dua ahad sehabis titik balik matahari bulan Desember.
Dalam bagan kosmik, perubahan tahunan di jarak Bumi dari matahari sangat kecil. Jarak Bumi di aphelion dan perihelion berbeda dari jarak rata-rata antara Bumi dan matahari kurang dari 2 persen. Aphelion dan perhelion tidak terkait dengan musim, dan orang-orang di Bumi tidak akan melihat perbedaan dalam cuaca atau iklim lantaran Bumi lebih jauh dari matahari, kata pejabat NASA.
Pola cuaca musiman dibuat terutama oleh kemiringan 23,5 derajat dari sumbu putaran planet kita, bukan oleh eksentrisitas ringan orbit Bumi.
Selama animo panas utara, Kutub Utara miring ke arah matahari. Hari-hari menjadi panjang, dan matahari bersinar lebih bersahabat ke bawah - itulah yang menciptakan Juli begitu hangat.
Tetapi ini tidak berarti bahwa jarak Bumi yang lebih jauh dari matahari tidak mempunyai efek yang nyata. Rata-rata di seluruh dunia, sinar matahari yang jatuh di Bumi pada bulan Juli (aphelion) memang sekitar 7 persen lebih rendah daripada di bulan Januari (perihelion).
Anehnya, ini tidak berarti bahwa Bumi lebih dingin ketika lebih jauh dari matahari. Suhu rata-rata Bumi di aphelion yaitu sekitar 4 derajat Fahrenheit (2,3 derajat Celsius) lebih tinggi daripada di perihelion.
Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi, tetapi alasannya berkaitan dengan distribusi tanah dan air di planet kita. Suhu bumi rata-rata di seluruh dunia sedikit lebih tinggi pada bulan Juli, lantaran matahari bersinar di semua tanah di Belahan Bumi Utara, yang memanas lebih mudah.
Penyebab Suhu Dingin di Pulau Jawa Indonesia
Dikatakan Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin bahwa tidak ada hubungannya aphelion dengan suhu udara yang hambar yang sedang dialami di pulau jawa.
"Suhu udara dipengaruhi oleh distribusi panas di Bumi akhir perubahan tahunan posisi Matahari. Saat ini Matahari berada di kepingan utara, sehingga kepingan selatan mengalami animo dingin," ujar Thomas.
Dilanjutkannya, tekanan udara di kepingan selatan juga lebih tinggi daripada kepingan utara. Akibatnya, angin bertiup dari selatan ke utara.
"Angin ini pula yang mendorong awan menjauh ke utara sehingga di Indonesia mengalami animo kemarau," ucapnya.
"Di Indonesia pada animo kemarau dikala ini angin bertiup dari arah Australia yang sedang animo dingin. Itu sebabnya, masyarakat di Jawa pada dikala ini mengalami udara yang dingin," kata Thomas menambahkan.
Dengan demikian, tidak ada hubungannya dengan aphelion, lantaran perubahan jarak Matahari ke Bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan Bumi.
Suhu hambar di pulau Jawa lebih disebabkan lantaran angin yang bertiup dari arah Australia yang sedang animo hambar menuju Indonesia khusunya pulau Jawa.
0 komentar:
Posting Komentar